Rabu, 12 November 2014

Tugas Etika Profesi Akuntansi

1.      Apa yang dimaksud dengan Whistle Blowing?
Jawab :
Whistle Blowing adalah tindakan seorang pekerja yang memutuskan untuk melapor kepada media, kekuasaan internal atau eksternal tentang hal-hal ilegal dan tidak etis yang terjadi di lingkungan kerja.
Hal ini merupakan isu yang penting dan dapat berdampak buruk, baik kepada individu tersebut maupun organisasi yang dilaporkan (Vinten, 1994). Menurut Vardi dan Wiener (1996), tindakan ini termasuk tindakan menyimpang karena menyalahi aturan inti pekerjaan dalam perusahaan yang harus dipatuhi oleh semua pekerja. Sedangkan menurut Moberg (1997) tindakan ini dikategorikan sebagai pengkhianatan terhadap perusahaan.
Whistle Blowing dalam perusahaan (misalnya atasan) dapat disebut sebagai perilaku menyimpang tipe O jika termotivasi oleh identifikasi perasaan yang kuat terhadap nilai dan misi yang dimiliki perusahaan, dengan kepedulian terhadap kesuksesan perusahaan itu sendiri. Sedangkan tindakan whistle blowing yang bersifat ”pembalasan dendam” dikategorikan sebagai perilaku menyimpang tipe D karena ada usaha untuk menyebabkan suatu bahaya. Sementara itu, beberapa peneliti menganggap whistle blowing sebagai suatu bentuk tindakan kewarganegaraan yang baik (Dworkin & Nera, 1997), harus didorong dan bahkan dianugerahi penghargaan. Namun, whistle blowing biasanya dipandang sebagai perilaku menyimpang. Para atasan menganggapnya sebagai tindakan yang merusak yang kadang berupa langkah pembalasan dendam yang nyata (Near & Miceli, 1986). Para atasan berpendapat bahwa pada saat tindakan yang tidak etis terungkap, maka mereka harus berhadapan dengan pihak intern mereka sendiri. Penelitian Near & Miceli mengungkapkan bahwa whistle blower lebih memilih melakukan aksi balas dendam apabila mereka tidak mendapat dukungan yang mereka inginkan dari atasannya, insiden yang terjadi tergolong serius, dan menggunakan sarana eksternal untuk melaporkan kesalahan yang ada.

Ada dua macam whistle blowing :
·         Whistle blowing internal
Hal ini terjadi ketika seorang atau beberapa orang karyawan tahu mengenai kecurangan yang dilakukan oleh karyawan lain atau kepala bagiannya kemudian melaporkan kecurangan itu kepada pimpinan perusahaan yang lebih tinggi. Motivasi utama dari whistle blowing adalah motivasi moral: demi mencegah kerugian bagi perusahaan tersebut. Motivasi moral ada dua macam motivasi moral baik dan motivasi moral buruk.
·         Whistle blowing eksternal
Menyangkut kasus dimana seorang pekerja mengetahui kecurangan yang dilakukan perusahaannnya lalu membocorkannya kepada masyarakat karena dia tahu bahwa kecurangan itu akan merugikan masyarakat. Misalnya; manipulasi kadar bahan mentah dalam formula sebuah produk. Motivasi utamanya adalah mencegah kerugian bagi masyarakat atau konsumen.

Contoh dari whistle blowing : – Cynthia Cooper of Worldcom (Skandal Keuangan Perusahaan)
– Coleen Rowley of the FBI, (melaporkan bahwa pihak yang terkait dalam hal ini FBI lambat dalam bereaksi atas serangan 11 Septemeber 2001)


2.      Sebutkan alasan mengapa terjadi Whistle Blowing?
Jawab :
Perilaku whistle blowing dapat terjadi sebagai akibat dari penanaman nilai yang kuat atas suatu organisasi, mencakup bagaimana dan apa nilai-nilai serta budaya yang terdapat dalam organisasi tersebut. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pengaruh sosial dan budaya organisasi merupakan pengaruh yang kuat terhadap terjadinya whistle blowing.

Menurut Rothschild & Miethe, 1999 alasan berkembangnya perilaku whistle blowing :
·         Pergerakan dalam perekonomian yang berhubungan dengan peningkatan kualitas pendidikan, keahlian, dan kepedulian sosial dari para pekerja.
·         Keadaan ekonomi sekarang telah memberi informasi yang intensif dan menjadi penggerak informasi.
·         Akses informasi dan kemudahan berpublikasi menuntun Whistle Blowing sebagai fenomena yang tidak bisa dicegah atas pergeseran perekonomian saat ini.

3.      Apa yang dimaksud dengan Creative Accounting?
Jawab :
Creative Accounting adalah semua proses dimana beberapa pihak menggunakan kemampuan pemahaman pengetahuan akuntansi (termasuk di dalamnya standar, teknik, dll) dan menggunakannya untuk memanipulasi pelaporan keuangan (Amat, Blake dan Dowd, 1999). Pihak-pihak yang terlibat di dalam proses creative accounting, seperti manajer, akuntan (sepengetahuan saya jarang sekali ditemukan kasus yang melibatkan akuntan dalam proses creative accounting karena profesi ini terikat dengan aturan-aturan profesi), pemerintah, asosiasi industri, dll.
Creative accounting melibatkan begitu banyak manipulasi, penipuan, penyajian laporan keuangan yang tidak benar, seperti permainan pembukuan (memilih penggunaan metode alokasi, mempercepat atan menunda pengakuan atas suatu transasksi dalam suatu periode ke periode yang lain).

Contohnya :
·         Bonus Plan Hyphotesis
Perilaku dari seorang manajer sering kali dipengaruhi dengan pola bonus atas laba yang dihasilkan. Tindakan yang memacu para manajer untuk mealkaukan creative accounting, seringkali dipengaruhi oleh pembagian besaran bonus yang tergantung dengan laba yang akan dihasilkan. Pemilik perusahaan umumnya menetapkan batas bawah, sebagai batas terendah untuk mendapatkan bonus. Dengan teknik seperti ini, para manajer akan berusaha menaikkan laba menuju batas minimal ini. Jika sang pemilik juga menetapkan bats atas atas laba yang dihasilkan, maka manajer akan erusaha mengurangi laba sampai batas atas dan mentransfer data tersebut pada periode yang akan dating. Perilaku ini dilakukan karena jika laba melewati batas atas tersebut, manajer tidak akan mendapatkan bonus lagi.
·         Debt Convenant Hyphotesis
Merupakan sebuah praktek akuntansi mengenai bagaimana manajer menyikasi perjanjian hutang. Sikap yang diambil oleh manjer atas adanya pelanggaran atas perjanjian hutang yang jatuh tempo, akan berupaya menghindarinya degan memilih kebijakan-kebijakan akuntansi yang menguntungkan dirinya.
·         Political Cost Hyphotesis
Sebuah tindakan yang bertujuan untuk menampilkan laba perusahan lebih rendah lewat proses akuntansi. Tindakkan ini dipengaruhi oleh jika laba meningkat, maka para karyawan akan melihat kenaikan aba tersebut sebagai acuan untuk meningkatkan kesejahteraan melalui kenaikan gaji. Pemerintah pun melihat pola kenaikan ini sebagai objek pajak yang akan ditagih.

4.      Apa yang dimaksud Fraud Accounting?
Jawab :
Fraud Accounting (penipuan akuntansi) adalah manipulasi yang disengaja dan penyalahgunaan rekaman pendapatan atau pengeluaran dalam rangka mencapai laba operasional perusahaan agar tampil lebih baik daripada sebenarnya.
Dengan dimasukkannya pendapatan adalah metode yang paling umum dari penipuan akuntansi. Sebuah perusahaan dapat mengirimkan produk kepada pelanggan, jangan meminta orang yang tahu bahwa pelanggan mengembalikan produk setelah akhir tahun. Sementara dalam pekerjaan pengembalian, catatan dari produk perusahaan mana penjualan itu nyata. Atau perusahaan mungkin terlibat dalam saluran isian. Menawarkan produk ke distributor atau pengguna akhir yang tidak benar-benar, tapi bisnis adalah bisnis di sisi yang menyediakan insentif dan hak istimewa, apakah dealer atau pelanggan tidak menentang pengiriman cepat mengambil produk. Sebuah perusahaan juga dapat menghindari penundaan-merekam produk yang dikembalikan oleh pelanggan untuk pengakuan gerakan terhadap hasil penjualan tahun ini.
Cara lain perusahaan melakukan penipuan akuntansi adalah hasil dari biaya pendaftaran, tidak termasuk biaya untuk amortisasi. Atau sebuah perusahaan dapat memutuskan bahwa semua biaya penjualan register dari kedua biaya penjualan selama periode waktu. Hal ini akan mengurangi marjin kotor yang lebih tinggi, tetapi persediaan dari aset perusahaan adalah produk yang tidak benar-benar dalam daftar karena mereka dikirim ke pelanggan.

Tanda-tanda Penipuan Akuntansi (fraud accounting) :
  • ·         Seseorang menegaskan bahwa ia menangani kegiatan-kegiatan yang biasanya merupakan tanggung jawab dari departemen lain.
  • ·         Seseorang terus bekerja setelah jam kerja, datang sering di akhir pekan atau bersikeras membawa pulang pekerjaanya. Kegiatan penipuan lebih mudah dilakukan ketika pekerjaannya tidak teramati dan terawasi.
  • ·         Seseorang menolak untuk mengikuti pedoman akuntansi baru ini didirikan. Pemilik harus menuntut bahwa pedoman diikuti secara ketat dan menyelidiki catatan keuangan dan penggajian sampai beberapa tahun di masa lalu
  • ·         Seseorang bekerja tanpa pengawasan langsung terhadap seluruh operasi keuangan perusahaan. Ketika salah satu pemegang dipercaya bertanggung jawab untuk melihat catatan, penggajian, piutang, deposito, pembayaran dan sebagainya.
  • ·         Seseorang menolak untuk berlibur. Individu ini dapat dianggap sebagai karyawan yang berdedikasi tinggi dan pekerja keras, tetapi bisa jadi bahwa ia hanya tidak ingin orang untuk mengetahuinya.


5.      Carilah kasus tentang Fraud Accounting?
Jawab :
Terungkapnya kasus mark-up laporan keuangan PT. Kimia Farma yang overstated, yaitu adanya penggelembungan laba bersih tahunan senilai Rp 32,668 miliar (karena laporan keuangan yang seharusnya Rp 99,594 miliar ditulis Rp 132 miliar). Kasus ini melibatkan sebuah Kantor Akuntan Publik (KAP) yang menjadi auditor perusahaan tersebut ke pengadilan, meskipun KAP tersebut yang berinisiatif memberikan laporan adanya overstated (Tjager dkk., 2003). Dalam kasus ini terjadi pelanggaran terhadap prinsip pengungkapan yang akurat (accurate disclosure) dan transparansi (transparency) yang akibatnya sangat merugikan para investor, karena laba yang overstated ini telah dijadikan dasar transaksi oleh para investor untuk berbisnis.

SUMBER: